Selasa, 02 Juni 2015

#Day 3… Something that someone told me about my self that I never forgot






Bismillah..
Terimakasih teman-teman yang sudah rela menuangkan waktunya untuk sekedar mengintip dan memberi komentar di blog ku.

Sempat pusing memikirkan apa yang akan kutulis untuk challenge hari ke-3. Ada banyak hal yang dikatakan orang yang selalu kuingat hingga hari ini . Tapi yang paling menohok ( Ciee menohok) adalah saat seseorang, tidak tapi orang-orang mengatakan padaku tentang satu sifatku yang banyak dimiliki sebagian wanita di seluruh penjuru dunia. Sebagian lo, hanya sebagian, tidak semua.
Kata orang (ini kata orang lo), umur 26 itu adalah umur warning untuk seorang wanita yang belum menikah untuk segera menyempurnakan agamanya. Setidaknya ini berlaku untuk wanita bugis-makassar yang keluarganya masih menganut kepercayaan bahwa gadis itu harus  cepat menikah. Nenekku saja menikah di usia 18 tahun. Nenek buyut menikah di usia 12 tahun. Tapi di zaman yang sudah berkembang pesat dan sudah terpengaruh budaya luar ini, sudah banyak gadis yang lebih mementingkan sekolah dan karir dibanding menikah di usia muda. Mamah saja menikah di usia 27 (alasan yang selalu kujadikan benteng pertahanan saat orang-orang mulai menanyaiku ‘kapan kawin?’). Kawin mah gampang mbak, nikah yang susah.
KAMU ITU TERLALU BANYAK MILIH.


Kuakui memang sudah banyak lelaki baik yang datang kepadaku. Pernah sekali aku bertemu dengan pria baik dan rajin sholat ( Pesan mamah cari pria yang bagus agamanya dan rajin sholat ). Sebut saja dia BEE (lebah). Bee menembakku setelah beberapa lama kami berkenalan. Setelah kuraut, kutimbang dengan benang dan kujadikan layang-layang aku memutuskan untuk memikirkan kembali permintaannya itu hingga suatu ketika saat kami jalan bersama, bee dengan berani memegang tanganku yang langsung kuhempaskan pada saat bersamaan. Oiya waktu kecil mamahku pernah berkata “awas kalo tangan kamu dipegang laki2 bisa hamil lo”. Ancaman paling manjur untuk menakuti anak-anak. Tapi itu bukan alasan aku menarik tanganku kembali. Astagfirullah apa yang telah kulakukan? Bukankah tidak ada pacaran sebelum menikah. Bukankah pacaran itu dilarang agama. Bukankah kita dilarang untuk berdua-dua dengan yang bukan mahram. Aku marah dan langsung menjudge bee bukan pria yang baik. Saat itu pula aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah dengan siapa? 
“Sudah terlalu lama sendiri. Sudah terlalu lama aku asyik sendiri. Lama tak ada yang menemani rasanya……teman2ku berkata yang kau cari seperti apa?”
Pria yang baik agamanya, bekerja keras dan sayang sama orang tua. Mana ada pria yang sempurna di dunia???. Memang tidak ada pria yang sempurna tapi pria yang seperti itu ada kan? Insya allah pasti ada. Pria yang dengan gagah berani datang kepada ayahku dan meminangku. Pria yang sejati itu datangi ayahnya bukan putrinya.
Pria sejatinya belum datang ? Keep calm dan perbanyak doa. Positif thinking. Mungkin saja dia sedang berbenah diri atau kita masih butuh perbaikan diri.
Mungkin tulisan ini masih jauh dari bagus tapi setidaknya ada sedikit pengalaman yang bisa kubagikan kepada teman-teman. Semoga bermanfaat. Keep Fighting!!!
Salam hangat… Lalalililuli

5 komentar:

  1. makjleb banget, semoga pangerannya cepet datang ya sis, aamiin

    BalasHapus
  2. setuju deeeh sama kamuuuuu, semangat dengan prinsip nya yaaaw

    BalasHapus
  3. hai....slm kenal ya Hafsah :)
    blogwalking dulu

    BalasHapus
  4. Saat itu pula aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah dengan siapa?

    Pertanyaan yg sulit utk djawab say, hehehehe... yg trpntg skrg memantaskan diri dlu, bla waktuy sdh tba, nnti akan dtg pangeran dri jwaban prtanyaan tdi, bnar g hafsah?

    BalasHapus
  5. Saat itu pula aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah dengan siapa?

    Pertanyaan yg sulit utk djawab say, hehehehe... yg trpntg skrg memantaskan diri dlu, bla waktuy sdh tba, nnti akan dtg pangeran dri jwaban prtanyaan tdi, bnar g hafsah?

    BalasHapus