Bismillah..
Terimakasih teman-teman yang
sudah rela menuangkan waktunya untuk sekedar mengintip dan memberi komentar di
blog ku.
Sempat pusing memikirkan
apa yang akan kutulis untuk challenge hari ke-3. Ada banyak hal yang dikatakan
orang yang selalu kuingat hingga hari ini . Tapi yang paling menohok ( Ciee menohok) adalah saat seseorang,
tidak tapi orang-orang mengatakan
padaku tentang satu sifatku yang banyak dimiliki sebagian wanita di seluruh
penjuru dunia. Sebagian lo, hanya sebagian, tidak semua.
Kata orang (ini kata
orang lo), umur 26 itu adalah umur warning untuk seorang wanita yang belum
menikah untuk segera menyempurnakan agamanya. Setidaknya ini berlaku untuk
wanita bugis-makassar yang keluarganya masih menganut kepercayaan bahwa gadis itu
harus
cepat menikah. Nenekku saja menikah di usia 18 tahun. Nenek
buyut menikah di usia 12 tahun. Tapi di zaman yang sudah berkembang pesat dan
sudah terpengaruh budaya luar ini, sudah banyak gadis yang lebih mementingkan
sekolah dan karir dibanding menikah di usia muda. Mamah saja menikah di usia 27
(alasan yang selalu kujadikan benteng
pertahanan saat orang-orang mulai menanyaiku ‘kapan kawin?’). Kawin mah
gampang mbak, nikah yang susah.
KAMU ITU TERLALU BANYAK MILIH.
Kuakui memang sudah
banyak lelaki baik yang datang kepadaku. Pernah sekali aku bertemu dengan pria baik
dan rajin sholat ( Pesan mamah cari pria
yang bagus agamanya dan rajin sholat ). Sebut saja dia BEE (lebah). Bee menembakku setelah beberapa
lama kami berkenalan. Setelah kuraut, kutimbang dengan benang dan kujadikan layang-layang
aku memutuskan untuk memikirkan kembali permintaannya itu hingga suatu ketika
saat kami jalan bersama, bee dengan berani memegang tanganku yang langsung kuhempaskan
pada saat bersamaan. Oiya waktu kecil mamahku pernah berkata “awas kalo tangan
kamu dipegang laki2 bisa hamil lo”. Ancaman paling manjur untuk menakuti
anak-anak. Tapi itu bukan alasan aku menarik tanganku kembali. Astagfirullah
apa yang telah kulakukan? Bukankah tidak ada pacaran sebelum menikah. Bukankah pacaran
itu dilarang agama. Bukankah kita dilarang untuk berdua-dua dengan yang bukan
mahram. Aku marah dan langsung menjudge bee bukan pria yang baik. Saat itu pula
aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah
dengan siapa?
“Sudah terlalu lama
sendiri. Sudah terlalu lama aku asyik sendiri. Lama tak ada yang menemani rasanya……teman2ku
berkata yang kau cari seperti apa?”
Pria yang baik agamanya,
bekerja keras dan sayang sama orang tua. Mana ada pria yang sempurna di
dunia???. Memang tidak ada pria yang sempurna tapi pria yang seperti itu ada
kan? Insya allah pasti ada. Pria yang dengan gagah berani datang kepada ayahku dan
meminangku. Pria yang
sejati itu datangi ayahnya bukan putrinya.
Pria
sejatinya belum datang ? Keep calm dan perbanyak doa. Positif thinking. Mungkin
saja dia sedang berbenah diri atau kita masih butuh perbaikan diri.
Mungkin
tulisan ini masih jauh dari bagus tapi setidaknya ada sedikit pengalaman yang bisa
kubagikan kepada teman-teman. Semoga bermanfaat. Keep Fighting!!!
Salam
hangat… Lalalililuli
makjleb banget, semoga pangerannya cepet datang ya sis, aamiin
BalasHapussetuju deeeh sama kamuuuuu, semangat dengan prinsip nya yaaaw
BalasHapushai....slm kenal ya Hafsah :)
BalasHapusblogwalking dulu
Saat itu pula aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah dengan siapa?
BalasHapusPertanyaan yg sulit utk djawab say, hehehehe... yg trpntg skrg memantaskan diri dlu, bla waktuy sdh tba, nnti akan dtg pangeran dri jwaban prtanyaan tdi, bnar g hafsah?
Saat itu pula aku berjanji untuk langsung menikah saja. Tapi masalahnya aku akan menikah dengan siapa?
BalasHapusPertanyaan yg sulit utk djawab say, hehehehe... yg trpntg skrg memantaskan diri dlu, bla waktuy sdh tba, nnti akan dtg pangeran dri jwaban prtanyaan tdi, bnar g hafsah?