Selasa, 23 Juni 2015

#Day23… A lesson I learned the hard way



Bismillah…

Tidak jarang kita kecewa dan marah saat menemui sesuatu yang tidak kita suka, dan salah satu pelajaran yang masih terus kuupayakan untuk melenyapkan perasaan itu adalah belajar

“MEMAAFKAN”

Memaafkan itu memang mudah untuk diucapkan tapi susah untuk dilakukan, apalagi memaafkan yang bukan hanya sekedar di mulut saja tapi langsung dari lubuk hati, namun tidak berarti itu tidak dapat dilakukan.

Aku selalu bertanya pada diriku sendiri, bagaimana jika aku berada di posisi orang yang melakukan kesalahan, tentu saja aku akan mengharapkan pemberian maaf dari orang yang telah kusakiti. Memaafkan bukan untuk mereka tapi untuk diri kita sendiri. Kita tidak perlu repot repot memikirkan perlakuan menyakitkan yang telah dialamatkan kepada kita, apalagi membenci, menyakiti bahkan membalas dendam, karena itu hanya akan membuang energi dan menyita waktu.

Nah, memaafkan ini supaya lebih afdol , perlu ada temannya yaitu melupakan dan berpikir positif. Melupakan kesalahan dan perbuatan buruknya dan berpikir positif bahwa segala sesuatunya pasti ada hikmahnya. Misalnya saja ada teman yang menjelek-jelekkan kita dibelakang, siapa tau saja ada teman yain lain membela. Kan jadi kelihatan mana teman yang betul-betul teman dan mana teman yang sekedar menyandang gelar saja.

Namun, tidak berarti setiap kesalahan harus melulu dimaafkan. Memaafkan kesalahan yang berulang-ulang akan merugikan diri sendiri . kalo istilahnya pintar pintar  liat situasi. Kalo sudah berkali-kali dimaafkan, dan maaf ini malah menjadikan dia semakin menginjak-nginjak kita, maka boleh diingatkan dengan cara yang paling baik. Mulai dari level 1 mungkin.

Aku selalu berusaha keras untuk menahan amarah dan memaafkan, meski terkadang kecolongan. Tapi bukankah berusaha itu lebih baik daripada tidak mencoba sama sekali. Hidup itu penuh dengan pelajaran dan manusia tidak akan pernah berhenti belajar.


” …..dan hendaklah mereka mema’afkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang ” (QS. An Nuur [24] ; 22)




7 komentar:

  1. Ah... jleb...
    Ada seorang teman sy yang gimana ya, bahasa kasarnya mengkhianati kepercayaan saya (wuih bahasanya) dan saya jadi sangat membatasi interaksi dengan beliaunya. Soalnya males juga nih kalau dibohongi lagi :p
    Sakitnya tuh disini, hahaha XD

    Kayaknya sy juga harus belajar memaafkan nih -__-"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga manusia, g ada yg sempurna
      Apalagi sifat golongan darah O yg punya insting kuat untuk hidup dan salah satunya ya dngn membatasi interaksi yg mungkin akan merugikan kita (bdw kita sama2 O k #toss)


      Allah maha membolak balikkan hati manusia. Tidak ada yg tahu kelak mungkin dy akan menjadi orang yg paling dipercayai.


      Andai manusia tahu seberapa besar kebaikan yg akan diperoleh ketika memaafkan dan melapangkan dada, mungkin orang2 akan berlomba2 dan saling mendahului untuk meminta maaf
      #serasaudahtua
      #gaknyangkangomongbegini


      Hehehhe saya juga masih memepelajari ilmu ini k
      Dan makin saya dalami makin banyak tantangannya, makin susah rintangannya

      Semoga kita bukan termasuk orang2 yg merugi
      Fighting
      Saya yakin kk pasti bisa mempelajari ilmu ini :)



      Hapus
    2. Setuju banget (jd sebenarnya sy jg sadar sih kalau harusnya sy maafin dia, hehehe..)
      I'll try my best :)

      Tengkyuu diingatkan :')

      Hapus
  2. Sepakat>_<
    Gak Judah mmg memaafkan dr hati tp sekalinya bs memaafkan, hati nyess banget :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iyaa...
      Memaafkan itu bukan hanya untuk mereka yg dimaafkan tapi untuk kita sendiri
      Kita jadi gak perlu buang buang waktu dengan marah dan sakit hati yang tidak menguntungkan
      Ketika tidak ada dengki hatipun jadi bersih
      (Ciehhh bahasanya)
      :)

      Hapus
  3. saya kadang bingung tentang konsep memaafkan.
    beberapa kali di"khianati, bahasanya begitu ya...
    Akhirnya saya menghindari orang tersebut dan berusaha melupakan.
    Pas ketemu lagi, eh...mati rasa. Kayak baru ketemu saat itu, dan saya tidak tertarik lagi untuk menjalin hubungan lebih dari kenalan. Itu maafin gak ya namanya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beberapa orang mendefinisikan kata memaafkan itu adalah kebebasan hati, bentuk rasa cinta bahkan sampai ada yg bilang memaafkan adalah balas dendam yg terbaik

      Tergantung dari individu itu sendiri, bagaimana ia mendefinisikan kata memaafkan dan sudut mana ia memandang

      Ada pepatah yg mengatakan
      Saya mungkin bisa memaafkan tapi tidak melupakan.seperti yg saya tulis di atas memafkan itu kudu ada temannya yaitu melupakan dan berpikiran positif, sama seperti manusia yg butuh masukan dan dukungan dari orang lain

      Menghindari dan tidak menjalin hubungan lagi dgn dy krn berfikir untuk kebaikan diri sendiri. Intinya untuk kebaikan diri sendiri.Bagaimana jika pola itu diterapkan ke konsep memaafkan. Kita memaafkan dan melupakan untuk kebaikan diri sendiri

      ilmu memaafkan itu sudah pasti ada.Memang sedikit rumit. Tinggal bagaimana kita menemukan polanya. Semuanya kembali pada diri masing2 :)

      Yaela panjang amat yak
      Belum tentu saya juga benar karena saya juga masih dalam tahap pembelajaran
      semoga bermanfaat :)

      Hapus